Escape to Europe: Preparation Before Flight #part2 [My Journey]
- fianirosyadan
- Dec 21, 2018
- 4 min read
Updated: Jun 24, 2020
[Read Me First] Buat Saubat, Logiscs! yang belum baca artikel seri “Escape to Europe,” direkomendasikan untuk baca dulu yaahh…. Artikel 1 dan Artikel 2
Well, Hello Saubat, Logics! Seperti yang sudah disebutkan pada artikel seri sebelumnya, artikel #part2 kali ini akan membahas detail gimana proses dan keluh kesah aku selama menyiapkan semua hal sebelum berangkat ke Slovakia. Pokoknya seru banget deh. All I can say to describe my experience before, during, and after Global Volunteer are both precious and bittersweet moments.
Jadi, setelah aku approved dan memastikan diri bahwa aku siap buat Global Volunteer, aku menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk ke Slovakia.
1. Document and Flight Ticket
Document merupakan hal yang paling penting untuk segera diurus, karena berkaitan dengan persyarat dan perijinan GV. Yang pertama diurus, yaitu MoU, kemudian perpanjangan passport (minimal diperbolehkan ke masuk Eropa, yaitu 9 bulan sebelum expired), surat permohonan memajukan jadwal UAS, minta LoA dari pihak AIESEC in Unsoed, minta Invitation Letter dari pihak AIESEC in Kosice, serta pengajuan Visa dan asuransi.
Selama pengurusan document and legality, aku menghadapi banyaaaakk banget obstacle. Untuk MoU, LoA, dan Invitation Letter tidak terlalu bermasalah. Untuk passport mengalami sedikit kendala karena pada awalnya aku kira ngga harus diperpanjang karena expired passport aku 3 bulan setelah project selesai, ternyata eh ternyata….. GA BOLEH. Langsung panik tuh… November pertengahan masih sibuk kegiatan UKM dan aku harus perpanjangan passport :(. Padahal buat bikin Invitation Letter, tiket pesawat, visa, dll perlu nomor passport. Kebetulan waktu itu hari Selasa libur dan hari Senin cuma ada kelas pagi. Kalo ga salah waktu itu aku pulang ke Semarang hari Jumat minggu sebelumnya dan balik lagi ke Purwokerto hari Selasa. Karena panik, akhirnya aku pake travel agent untuk pengurusan passport, prosesnya Alhamdulillah ga lama. Tanggal 6 Desember 2018 passport udah jadi :).
Untuk surat permohonan memajukan jadwal UAS ini kondisional ya Saubat, Logics! Kebetulan project aku mulai tanggal 8 Januari 2018, sedangkan waktu itu UAS mulai tanggal 2 Januari 2018 hingga 2 minggu kedepan. Karena project berjalan 6 minggu, ngga mungkin dong aku susulan UAS, karena sudah masuk ke semester 2. That’s why aku perlu memajukan jadwal UAS. Karena aku maba, bisa dibilang aku ga ngerti sama sekali cara mengajukan perijinan. Aku tanya dosen pembimbing, disuruh ke Wadek 1 bagian akademik untuk minta memo, ke TU minta dibuatkan surat tugas dari Wadek 1 ditujukan untuk Bapendik, ke Bapendik untuk minta dibuatkan surat perijinan ditujukan untuk dosen-dosen yang mengampu mata kuliah aku (kurang lebih 7 dari 8 matkul). Pokoknya ribet dehhh. Walaupun ribet, tapi Alhamdulillah bisa terlewati dengan baik :”).
Pengurusan visa, asuransi, dan flight ticket dilakukan setelah passport jadi. Karena kebetulan aku sibuk kuliah, kepanitiaan, dan persiapan UAS sendiri, untuk pengurusan visa, asuransi, dan flight ticket aku serahkan ke travel agent di Jakarta. Jadi, aku ke Jakarta cuma sekali untuk fingerprint di Kedubes Slovakia aja. Berkas yang diperlukan aku kirim dari Purwokerto ke Jakarta, terus diurusin deh.
2. Jadwal UAS Bisa dibilang ini salah satu pengalaman yang terlupakan. Aku sebagai maba, baru semester pertama sudah berurusan dengan banyak pihak. Aku jadi tahu regulasi perijinan di fakultas. Aku juga harus menghubungi semua dosen pengampu mata kuliah yang aku ambil. Seru aja sih menurut aku. Aku merasakan ujian di ruangan dosen ilmu komunikasi, ilmu politik, Fakultas Ilmu Budaya, sampai ada juga yang minta didatengin ke rumah sambil bawa jajanan :”). Ga enaknya sih aku harus ngikutin jadwal dosennya kadang suka mendadak. saat temen-temen pada liburan, aku masih ujian :(, tapi saat mereka ujian, aku udah bebas ehehe…. Pokoknya drama banget deh… dari mulai nyari temen buat ke rumah dosen, lari-lari ngejar mobilnya dosen karena udah janjian eh taunya mau pergi, nyariin ruangan dosen di fakultas lain, dll.
3. Beli barang-barang Ini adalah kegiatan yang paling aku suka, yaitu shopping. Bisa dibilang cukup banyak yang perlu disiapkan. Ada coat, long john, boots, sarung tangan, alat mandi, makanan, minuman (sachet), dan souvenir. Aku beli makanan untuk aku sendiri dan untuk aku bagikan saat disana. Aku bawa Bon Cabe, mie instan, sambel kacang, dan saos sambal botol untuk makan sendiri. Sedangkan untuk yang dibagikan, aku bawa permen jahe dan kripik Maicih. Untuk souvenir, aku beli kaos, gantungan kunci, kipas tangan, magnet kulkas, pensil, mainan anak-anak, notebook, dll. Menurut aku, bawa makanan dan souvenir ini worth it parah. Disana, makanan itu ngga ada yang pedes, Saubat Logics! Padahal aku suka banget pedes. Kadang kalo kangen masakan yang bumbunya kerasa banget, aku suka masak mie instan dari Indonesia. Mie instan dari Indonesia merk apapun berasa enakkk bangett dah. Aku beli souvenir juga ngga sia-sia. Murid-murid, guru-guru, temen-temen, dan host family aku suka banget sama souvenir yang aku kasih.

Setelah dirasa persiapannya sudah lengkap, aku tinggal packing aja semua. Aku bawa satu koper besar, backpack, dan sling bag. Viola! I was just wait until the day when I had to leave this country for doing social project abroad.

It was hard for me to leave Indonesia because it was my first time went abroad just by myself. But my willingness broke my fear. Global Volunteer is a platform for youth who have a huge willingness and strive to beat their own fear. I felt it. And now I am here with my new “me”.
Bình luận